Rabu, 28 November 2012

Donor Darah Aman dan Sehat


Donor Darah Aman dan Sehat

HL | 31 October 2009 | 08:00Dibaca: 2257   Komentar: 23   3 Bermanfaat

Ilustrasi/ Shutterstock
Ilustrasi/Shutterstock
Pernahkah anda mengalami, mendengar atau membayangkan situasi saat seorang pasien mengalami perdarahan massif akibat kecelakaan, tusukan, perdarahan pasca melahirkan? Mereka harus mendapatkan transfusi darah secepatnya atau bila tidak, nyawanya tidak tertolong? Itu benar-benar situasi yang sangat mencekam bagi dokter, pasien dan keluarga. Keadaan ini merupakan situasi GAWAT (yang berarti situasi yang mengancam nyawa) dan DARURAT (yang berarti perlu tindakan segera untuk memperbaiki keadaan). Medis menandai permintaan itu dengan kata-kata CITO, yang maknanya hampir sama dengan SOS.
Pembaca sekalian, perlu diketahui tidak semua Rumah Sakit memiliki fasilitas bank darah - gudang penyimpanan darah. Bila pun punya, belum tentu stoknya ada yang sesuai dengan kebutuhan anda. Mau tidak mau anda harus berlari ke PMI Pusat di Jl. Kramat Raya bila anda tinggal di Jakarta. Terkadang, ada Rumah sakit yang menyediakan tenaga untuk mencarikan darah, ada pula yang tidak. Mereka menyerahkan urusan pencarian darah sepenuhnya kepada keluarga.
Selain kasus - kasus gawat darurat, darah juga diperlukan untuk operasi - operasi terencana, penderita anemia, dan penderita kanker darah. Situasinya memang tidak sepanik di atas. Pasien masih punya waktu cukup untuk mendapatkan darah. Sebagai gambaran, 1 diantara 10 pasien yang dirawat di RS memerlukan transfusi.
Oleh sebab itu, ketersediaan darah di PMI adalah mutlak. Namun sayang, pada umumnya kita menyumbang darah tidak rutin dan hanya pada seremonial khusus. Masih jarang orang yang secara sukarela meluangkan waktu untuk mendonorkan darahnya di PMI / Unit Transfusi Darah setiap 3 bulan sekali. Akibat kekurangan stok, bermunculanlah itu yang namanya calo darah. Sudah orang susah, masih juga diperjualbelikan.
MANFAAT DONOR DARAH
Manfaat donor bagi pendonor selain merupakan amal yang murah ( tiap orang punya darah, jadi meski ga punya duit, tetap bisa beramalkan? ), kesehatan kita juga sedikitnya terpantau. Ada pemeriksaan khusus pra donor ( Tensi dan cek Hb ) dan PMI akan mengirim surat pemberitahuan bila darah kita mengandung penyakit yang dapat ditularkan kepada penerima darah.
EFEK SAMPING DONOR DARAH RUTIN
TIDAK ADA.
Ada yang menceritakan, semenjak donor darah rutin, badannya jadi gemuk. Hingga saat ini, hal itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Penjelasannya kira-kira, dengan bertambahnya umur, metabolism tubuh melamban. Bila kita tidak pintar-pintar memilih makanan dan berolahraga, otomatis tubuh jadi gendut.
Pendonor Juga tidak perlu takut tertular penyakit karena PMI menggunakan jarum, selang dan kantong darah baru.
Takut jadi kekurangan darah? Ga usah khawatir. Darah kita dihancurkan dadibuat yang baru tiap 3 bulan sekali, meskipun kita tidak mendonorkan darah. Lagipula, kita cuma diambil 250 - 450 cc tergantung berat badan. Darah dalam tubuh kita ± 5000cc. Jadi darah kita hanya diambil 5 - 10%. Itu membahayakan tubuh.
PROSES DONOR DARAH
Ga lama kok. Hanya butuh kira-kira 45 menit - 1 jam untuk mengisi kuesioner, pemeriksaan kesehatan dan proses donor.
Dalam kuesioner, kita dinilai apakah memenuhi syarat untuk menjadi seorang donor.
Syarat Pendonor
  • Usia 17 - 60 tahun (usia 61 - 65 tahun masih boleh, namun selang waktu dengan donor berikutnya minimal 6 bulan)
    Berat badan pada donor pertama minimal 45 kg, selanjutnya minimal di atas 50 kg.
    Hb 12,5 - 17 gr%
    Tidak sedang haid, hamil dan menyusui
    Tidak menderita penyakit yang dapat menular melalui darah ( HIV / AIDS, Hepatitis B / C, sifilis, malaria )
    Tidak menderita penyakit gangguan darah, jantung, ginjal, kencing manis dan sering pingsan
    Keadaan khusus :
    § Penderita TBC boleh jadi donor setelah dinyatakan sembuh dan bebas obat minimal 5 hari
    § Penderita alergi yang rutin / tiap hari minum obat. Jadi meski ada riwayat alergi tapi jarang kambuh, gapapa.
    § Penderita asma harus yakin sesaknya tidak akan kambuh saat donor. Bila asmanya jarang kambuh, gapapa.
    § Pernah operasi. Maka harus nunggu 1 tahun baru bisa donor.
    § Riwayat imunisasi, harus nunggu 3 minggu. Kecuali vaksin rabies, harus nunggu 1 tahun
    § Tidak ada riwayat cuci darah, transplantasi organ, tatto/tindik/akupuntur dengan jarum yang tidak steril dalam 1 tahun terakhir
Setelah itu, kita dicek Hb, golongan darah, Berat Badan dan Tensi. Bila sudah OK, baru deh kita bisa donor.
Setelah donor, kita mendapat diet donor, terdiri dari makanan berkalori supaya kita tidak pusing. Kita juga mendapat vitamin penambah darah.
GIMANA NASIB DARAH KITA SELANJUTNYA?
Darah yang kita donorkan, tidak boleh lebih dari 3 jam di ice pack agar tidak rusak. ( Makanya kalau berniat donor di luar PMI, cepat-cepat datang ya. Soalnya ga mungkin nunggu lama-lama). Kemudian darah kita dicek satu per satu terhadap kemungkinan penyakit menular. Selain itu dicek juga (namun dengan sampling) darah kita sesuai standar minimal ga. Misalnya meski ga ada penyakit, tapi kualitas darahnya jelek ( pasien yang rutin minum obat, pasien ginjal, kencing manis ). Darah yang tidak lolos tes, selanjutnya dimusnahkan. Darah yang memenuhi syarat akan diproses agar dapat disimpan lama dan tidak rusak.
TAKUT JARUM?
Kalo ga sampai pingsan, coba deh. Sakitnya cuma waktu ditusuk dan jarum dicabut kok. Habis itu ga lagi. Coba bayangkan. Kita gak pernah tahu, darah kita akan mengalir ke siapa. Mungkin orang lain, mungkin tetangga, teman, atau keluarga kita sendiri. Di AS, disebutkan 95% donor yang kita berikan mungkin akan digunakan oleh orang yang kita kenal. Gimana, masih takut jarum? Nggak kan… (merayu mode on)
(Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar